Puasa sebulan penuh selama
Bulan Ramadhan bukan berarti tak melakukan
apapun termasuk traveling. Perlu diingat bahwa selain karena perintah
Allah, puasa juga bertujuan untuk melatih kepedulian dan kepekaan
sosial. Dengan berpuasa kita bisa ikut merasakan hal yang dialami oleh
saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Bukan hanya selama Ramadhan,
di bulan-bulan lainnya pun mereka terkadang bahkan mungkin hampir
setiap hari harus menahan lapar dan dahaga karena keterbatasan ekonomi.
Jadi tak perlu membatasi gerak selama puasa, tetap melakukan aktifitas
seperti di luar bulan Ramadhan sebagaimana layaknya apa yang
saudara-saudara kita alami. Dengan demikian kita akan memahami makna
yang terkandung dalam puasa.
Melakukan traveling selama berpuasa
pada dasarnya hampir sama saat melakukannya di luar Ramadhan. Di dalam
Islam diajarkan bahwa orang yang sedang melakukan perjalanan jauh atau
musafir tak wajib melaksanakan puasa namun harus menggantinya di hari
lain di luar bulan Ramadhan. Namun jika anda merasa mampu menjalaninya,
tak ada salahnya tetap melaksanakannya. Meski demikian, mengingat
kondisi tubuh yang sedang menahan lapar, haus dahaga,emosi serta hal
lainnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Perhatikan tempat tujuan perjalanan
Melakukan
perjalanan di Indonesia tentu tak terlalu sulit mengingat hampir
seluruh daerah di tanah air memiliki umat muslim meskipun dalam jumlah
yang berbeda. Meski demikian negeri kita memiliki 3 zona waktu berbeda
yakni Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan
Waktu Indonesia Timur (WIT). Ini ada hubungannya dengan jadwal imsak dan
berbuka. Cobalah cari tahu kedua jadwal itu sebelum memulai perjalanan
jadi bisa memasukkannya dalam penyusunan jadwal atau schedule
(Itinerary) selama melakukan perjalanan.Begitu pula jika melakukan
perjalanan keluar negeri, tetap perlu mencari tahu jadwal Imsak dan buka
puasa daerah atau negara tujuan, semua ada di internet baik dalam
bentuk artikel, blog ataupun anda bisa bertanya di komunitas traveler
yang jumlahnya cukup banyak.
Cari tahu pula di daerah mana
terdapat mesjid. Biasanya kawasan sekitar mesjid adalah tempat tinggal
kaum muslim dan tak jarang ada hotel atau penginapan. Selain mudah
mendapatkan makanan halal saat sahur dan berbuka juga bisa berinteraksi
dengan sesama muslim dari lain daerah atau Negara. Melaksanakan ibadah
Ramadhan khususnya shalat tarawih pastinya akan memberikan kenangan
tersendiri selama perjalanan anda.
2. Hindari berpergian di awal dan akhir puasa (kecuali mudik), jika memungkinkan.
Hal
ini berhubungan dengan kondisi tubuh untuk perjalanan di awal puasa,
dan berhubungan dengan arus mudik (di Indonesia) saat menjelang akhir
Ramadhan. Berpuasa pada dasarnya adalah lebih ke factor kebiasaan. Di
awal puasa, tubuh sedang melakukan adaptasi dan perlu beberapa hari
(biasanya 2-3 hari) untuk menyesuaikan diri dengan jam makan, minum dan
tidur. Di saat itu juga kita akan merasakan badan sedikit lemah
terkadang pusing atau beberapa gangguan lainnya tapi itu hanya
sementara. Setelah terbiasa maka akan hilang dengan sendirinya.
Di
akhir puasa khususnya di Indonesia dan beberapa negara tetangga seperti
Malaysia, Singapura dan Brunei juga mengenal budaya mudik saat lebaran.
Kalau untuk Indonesia tak perlu di ceritakan, pasti semua sudah paham
bagaimana kondisi jalanan di akhir Ramadhan atau menjelang lebaran.
Kemacetan bahkan kesemrawutan melanda dimana-mana khususnya di
daerah-daerah yang berpenduduk mayoritas muslim. Beberapa negara lain
juga mengalami hal yang sama meski tak persis seperti yang terjadi di
Indonesia. Selain masalah mudik, ada beberapa negara juga menutup
tempat-tempat wisatanya menjelang lebaran. Salah satunya yang pernah aku
alami tahun lalu saat melaksanakan puasa dan lebaran di Kashmir, India.
Mencari tahu situasi yang terjadi saat kita nanti sedang berada di
tempat tujuan adalah cara terbaik. Bisa melalui internet atau melakukan
korespondensi dengan teman atau kenalan di sana.
3. Persiapkan bekal
Hal
ini sangat penting khususnya jika anda berpergian jauh dan akan
melaksanakan buka puasa atau sahur di perjalanan atau di atas pesawat.
Perhatikan jadwal perjalanan anda. Khususnya jika anda keluar negeri,
perhitungkan pula waktu saat anda harus melewati imigrasi Negara tujuan.
Sebuah pengalaman saat transit di Kalkuta dalam perjalanan ke Kashmir
bulan puasa tahun lalu, aku harus melewatkan waktu selama 5 jam di
Imigrasi untuk pengurusan Visa on Arrival (VoA). Landing di Airport
Kalkuta jam 1 pagi, aku baru bisa meninggalkan imigrasi menjelang pukul 6
pagi untuk mendapatkan selembar Voa. Jadilah aku harus sahur di depan
counter imigrasi dan tidak bisa kemana-mana. Untungnya aku sudah membawa
beberapa roti dan sebotol air mineral untuk sahur.
Perlu
diperhatikan bahwa ada beberapa airport yang tidak mengijinkan penumpang
membawa air minum ke cabin pesawat. Sampaikan ke petugas airport bahwa
anda sedang berpuasa dan membutuhkan air untuk berbuka atau sahur. Jika
mereka tetap menolak, tak ada pilihan lain selain membeli air minum di
atas pesawat yang harganya pastinya sangat mahal. Siapkan uang anda di
tas ataui dompet yang anda bawa ke tempat duduk dan bukan di simpan di
tempat tas yang diletakkan di Kompartemen cabin di atas. Hal itu akan
menyulitkan saat akan melakukan pembayaran. Beberapa airlines terkadang
memberikan air minum dan makanan untuk sahur dan berbuka tapi tak
semuanya seperti itu jadi lebih baik jaga-jaga. Harus diingat bahwa buka
puasa dan sahur adalah hal yang sangat penting untuk menjaga stamina
anda selama perjalanan.
4. Kenali ketahanan fisik dan tubuh
Aktifitas
seperti naik gunung,panjat tebing, mountain bike, offroad, caving bisa
saja dilakukan selama yakin dengan kemampuan akan ketahanan tubuh dan
fisik. Jangan memaksakan diri. Tapi untuk aktifitas yang dianggap
membahayakan ‘kelangsungan’ puasa jika memungkinkan bisa di tangguhkan
dulu hingga usai Ramadhan.
Contohnya menyelam, rafting, bungy jumping
khususnya aktifitas di air lainnya. Beberapa teman kerap melakukan
hiking saat bulan puasa dan sejauh ini mereka baik-baik saja demikian
juga dengan puasanya, meski ada beberapa yang terpaksa membatalkannya.
Bersama seorang rekan, pernah melakukan Caving di goa jomblang dan
camping di pantai Indrayanti saat bulan puasa beberapa waktu lalu.
Pernah juga melakukan solo traveling ke Pulau Sempu dan Balekambang di
Malang. Saat itu aku ditemani salah seorang
Jagawana Pulau
Sempu harus melakukan trekking membelah cagar alam pulau sempu selama 4
jam dalam kondisi berpuasa. Alhamdulillah puasa kami lancar-lancar saja.
Traveling
selama Ramadhan takkan mengalami kendala berarti selama tahu kemampuan
serta ketahanan fisik diri dan tubuh. Jika merasa tak sanggup dan hal
itu akan menggangu puasa, lebih baik istirahat hingga waktu berbuka
tiba. Perlu diingat bahwa puasa adalah kewajiban sementara traveling
dengan segala rangkaian aktifitasnya hanyalah sebuah hobby.
5. Sahur di Hotel
Jika
traveling di Indonesia, hal ini bukan suatu kendala. Hampir semua hotel
menyiapkan sahur bahkan ada beberapa yang memberikan
ta’jil
gratis saat berbuka puasa. Namun jika traveling di luar negeri khususnya
di negara yang penduduknya bukan mayoritas muslim dan menginap di hotel
atau penginapan yang menyediakan sarapan, silahkan tanya ke
receptionist-nya apakah bisa mendapatkan sarapan anda di jam sahur. Jika
jawabannya tidak, maka tak ada pilihan lain kecuali menyiapkan sendiri
sahurnya. Belilah makanan di malam hari sesaat sebelum balik ke hotel.
Seperti dianjurkan, perbanyak minum air putih dan makan buah-buahan
untuk menjaga stamina.
6. Manfaatkan waktu luang
Meskipun
sedang traveling tak berarti harus mengurangi nilai ibadah Ramadhan.
Banyak waktu yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang bisa
menambah pahala puasa. Silahkan download aplikasi Al-Quran yang banyak
tersedia di smartphone. Anda bisa membacanya saat sedang di perjalanan
semisal di pesawat atau bis ataupun sedang beristirahat. Usahakan untuk
bisa melakukan shalat setiap menemukan mesjid meskipun hanya shalat
sunat. Design dan interior mesjid yang berbeda dengan mesjid yang selama
ini anda jumpai di tempat asal bisa menghadirkan kesan tersendiri.
Traveling
di bulan Ramadhan sangat menyenangkan dan memiliki beberapa kelebihan
dibanding traveling di hari-hari biasa. Tempat wisata yang sepi karena
tak banyak pengunjung, biaya hotel dan penginapan yang lebih murah serta
pemandangan alam yang tetap menakjubkan. Aku lebih memilih menikmati
sunset sambil menunggu bedug maghrib dibanding hanya duduk di depan TV
ataupun menunggu saat berbuka di mall yang sudah aku lakukan
bertahun-tahun.
Selamat melaksanakan puasa Ramadhan dan have a nice trip jika sedang melakukan traveling.
Salam foto sayap... jangan lupa di pajang di instagram.