Memahami fungsi Aperture pada kamera DSLR. Begitu sangat pentingnya bagi Anda yang mulai menggemari dunia fotografi tentang kamera DSLR
serta pengertian Aperture dan fungsinya. Dalam dunia optika, khususnya
optika fotografi, Aperture dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
Tingkat dan erat kaitannya dengan istilah f-number, focal ratio, maupun
relative Aperture.
Pengertiannya adalah sebuah lubang pada bidang
diafragma dimana itu adalah tempat berlalunya sinar luminasi. Sedangkan
mengenai bukaan atau relative Aperture berarti bilangan yang menunjukkan
korelasi panjang antara fokus lensa terhadap Aperture (tingkap). Pada
umumnya karakter bentuk serta ukuran Aperture menentukan bentuk zona
Fresnel serta difraksi Fresnel yang terjadi. Aperture dipastikan sering
berada dibagian lensa kamera dan dapat diatur membesar serta mengecil
oleh penggunanya.
Besar kecilnya Aperture atau tingkat ditandai dengan angka bukaan
(f-number) yang sudah dijelaskan tadi. Sebagai contoh, pada umumnya
lensa ada yang memiliki bukaan terbesar dengan bilangan f/4. Pada
bilangan tersebut diafragma sedang dibukan pada ukuran diameter mencapai
25mm. Lambang f berarti melambangkan panjang fokus dari lensa,
sedangkan angka 4 melambangkan diamtere entrance pupil. Angka-angka
bukaan Aperture yang sering dipakai pada perancangan lensa fotografi
dari yang terbesar adalah f/1.0, f/1.2, f/1.4, f/1.7, f/1.8, f/2.0,
f/2.5, f/2.8, f/3.5, f/3.8, f/4, f/4.5 dan seterusnya. Sedangkan untuk
bukaan terkecil pada umumnya bisa mencapai f/18, f/20, f/22, f/32, dan
seterusnya jika memungkinkan bilah bisa menutup lebih kecil. Sebagai
catatan semakin kecil angka relative Aperture maka semakin besar bukaan
diafragma.
Fungsi Aperture :
Mari kita mengenal fungsi Aperture pada kamera yang ternyata sangat berpengaruh pada hasil foto atau bahkan kualitasnya.
Mengontrol cahaya yang masuk
Fungsi utama dari Aperture tentu adalah
mengontrol seberapa cahaya yang bisa masuk ke dalam sensor. Mengapa bisa
mengontrol cahaya? Kembali lagi pada pengertian Aperture yang merupakan
lubang pada bidang diafragma untuk tempat berlalunya sinar luminasi.
Semakin besar pengaturan bukaan Aperture maka semakin memungkinkan
banyak cahaya yang masuk sensor. Dan sebaliknya, semakin kecil bukaan
maka semakin sedikit cahaya yang dapat masuk. Itulah mengapa dalam
perumusan Exposure Value, Aperture menjadi yang terpenting selain
pengaturan Kecepatan rana dan ISO.
Mengontrol kedalaman ruang sempit dan lebar
Pengaturan kedalaman ruang sebuah foto
atau Depth of Field 100% hanya bisa diatur dengan Aperture. Kedalaman
ruang menjadi penunjuk sebuah ruang tertentu di dalam gambar yang nampak
relatif tajam karena adanya perbedaan ketajaman atau fokus. Istilah
dalam forografi masa kini adalah “foto bokeh” dimana satu subjek lebih
tajam, sedangkan background maupun foreground tampak buram atau tidak
fokus apabila Anda mengatur Aperture sebesar-besarnya seperti angka
f/1.4, f/1.8, atau f/2.8. sedangkan untuk mendapatkan ketajaman
keseluruhan pada objek, maka pengaturan Aperture harus lebih kecil
mencapai f/10, f/16, f/22 dan seterusnya. Jadi sederhananya, pada
pengaturan angka bukaan yang besar menghasilkan efek ruang ketajaman
yang berkurang (cocok untuk foto portrait atau foto subjek tungga).
Sebaliknya apabila angka bukaan yang mengecil akan menghasilkan efek
ruang ketajaman bertambah luas (cocok untuk foto landscape maupun
group).
Menghasilkan difraksi
Pada hukum fisika, cahaya dipastikan
akan mengalami difraksi saat melewati lubang sempit. Difraksi sendiri
berarti penyebaran gelombang cahaya yang dihasilkan karena ada halangan.
Lubang sempit dalam konteks ini tentu adalah Aperture yang diatur
dengan relative Aperture atau bukaan. Jadi ketika Anda mengatur Aperture
terkecil (nilai tinggi) seperti f/10, 1/16, f/22 dan seterusnya, maka
akan menghasilkan efek starbrust pada objek yang memiliki sumber cahaya.
Efek difraksi akan sangat terlihat ketika Anda memotret lampu pada
malam hari. Semakin besar angka f-number Aperture maka semakin luas
penyebaran efek difraksi yang dihasilkan.
Mempengaruhi kecepatan lensa
Pada lensa fotografi yang diatur dengan
diameter Aperture lebih besar (nilai bukaan kecil) dianggap lebih cepat
karena lensa tersebut mampu meneruskan intensitas cahaya lebih besar
terhadap permukaan bidang fokal. Inilah yang nantinya dapat memungkinkan
untuk melakukan pemotretan kecepatan rana lebih tinggi. Berbeda dengan
lensa fotografi yang diatur dengan diameter diafragma lebih kecil (nilai
bukaan besar) dianggap lebih lambat disebabkan intensitas cahaya yang
diteruskan oleh lensa relatif lebih kecil sehingga dibutuhkan exposure
dengan rentang waktu yang lebih lama (kecepatan rana) agar foto
dimungkinkan tidak underexposed. Fungsi Aperture pada kamera ini lebih
erat kaitannya dengan fungsi pertama.
Kesimpulan
itulah informasi
tentang kamera DSLR mengenai fungsi aperture yang dapat membantu Anda dalam mendalami teknik fotografi. Selamat mencoba!