Mendaki gunung saat ini sudah menjadi kegiatan yang semakin
populer. Rasanya belum keren anak muda kalau belum pernah naik gunung,
apalagi setelah dipopulerkan oleh film yang menceritakan kawanan sahabat
yang naik Semeru tanpa koordinasi dan persiapan, dan naik Mahameru
hanya bermodal 1 Botol Air untuk berenam :D. Ditambah lagi sekarang film
tentang pendakian Rinjani, dimana sang aktris naik gunung memakai
hotpants dan tanktop :D.
Gunung, walaupun semakin populer menjadi destinasi untuk adventure,
bukanlah tempat yang bisa diremehkan. Berbeda dengan destinasi lainnya,
butuh persiapan yang matang untuk mendaki gunung. Bahkan, walaupun sudah
melakukan persiapan, tidak jarang hal yang tidak diinginkan terjadi.
Cuaca yang sering berubah, kabut,,badai, hujan, ataupun letusan gunung,
menjadi risiko yang bisa mengancam kapanpun.
Lalu gimana sih caranya agar terhindar dari tersesat atau kecelakaan
saat naik gunung? Kita tidak bisa menantang kuasa Tuhan dan ganasnya
alam, tapi setidaknya risiko tersebut dapat dihindari jika kita tetap
rendah hati, taat aturan, santun, dan mengikuti tips yang dihimpun dari
pengalaman dan berbagai sumber ini. Yuk simak bersama!
1. Ikuti Tata Tertib dan Adat Istiadat Lokal
Peraturan ada untuk dilanggar, itu biasanya guyonan kita, ya nggak?
Tapi cobalah untuk guyonan kalau kamu sedang adventure di gunung,
pantai, laut, atau alam bebas lainnya. Peraturan ada untuk meminimalkan
risiko kecelakaan. Termasuk juga aturan ketika di gunung.
Ikuti tata tertib pendakian, dan ikuti semua petunjuk dan arahan dari
basecamp. Basecamp yang dijaga penduduk setempat bersama Ranger dari
dinas terkait, lebih paham kondisi gunung daripada kamu yang pendatang.
Kalau memang kita tidak diperbolehkan naik karena kondisi yang tidak
memungkinkan, jangan ngeyel dan keras kepala. Nyawa kita taruhannya…
2. Lengkapi Perlengkapan
Perlengkapan mendaki
gunung memang nggak bisa dibilang murah, namun nyawa kita juga nggak
murah. Lengkapi perlengkapanmu, mulai dari perlengkapan pribadi yang
paling penting seperti sepatu, carrier/daypack, sandal, jaket, sarung
tangan, buff/masker, dan lain sebagainya.
Masih merasa mahal juga? sekarang banyak persewaan alat outdoor yang
bisa kamu pinjam, atau kamu bisa cari perlengkapan pengganti yang setara
dengan perlengkapan standar mendaki gunung.
3. Jangan Hanya cukup, Lebihkan Logistik Yang Kamu Bawa
Logistik, bahan makanan dan air, adalah hal yang paling penting. Di atas gunung rata-rata tidak ada warung
(Pengecualian untuk Warung Mbok Yem di Gunung Lawu).
Siapkan bahan makanan yang tahan lama, praktis, dan mudah diolah
seperti sosis siap makan, sardine, lontong, sayuran kering, biscuit,
ataupun sereal. Lebihkan logistik untuk 2-3 hari (sesuaikan dengan jarak
tempuh pendakian) untuk berjaga-jaga kalau kita tersesat dan harus
survival.
Ingat! Di Gunung kita nggak bisa dengan centilnya teriak :”Lets get
Lost! Lets Gooo!” :D. Lost di gunung bisa sekali berubah jadi Death..
waspadalah waspadalah.
4. Pelajari Jalur Pendakian
Pelajari jalur pendakian gunung yang akan kamu daki. Saat ini, banyak
catatan perjalanan, artikel, dan berita bertebaran di Internet. Cari
informasi sebanyak-banyaknya meliputi peta, nama-nama pos, ketersediaan
sumber air, persimpangan jalan, ataupun lama waktu perjalanan.
Dengan informasi yang cukup, setidaknya kamu tidak “buta” sama sekali dan tidak panik saat terjadi hal yang tidak diinginkan.
5. Jangan Curi-curi Untuk Menghindari Bayar Tiket, Lapor ke Basecamp
Beberapa Gunung menerapkan biaya retribusi yang agak tinggi, seperti
gunung Semeru. Dana retribusi yang tinggi ini “katanya” digunakan untuk
biaya pemulihan ekosistem dan penjagaan taman nasional. Terlepas dari
benar tidaknya dana tersebut dialokasikan, jangan sekali-kali lewat
“jalur belakang” dan tidak melapor ke Basecamp.
Kalau kita tidak melapor ke Basecamp, sebenarnya tidak masalah karena
tiket juga tidak diperiksa. Namun namamu dan kelompokmu tidak tercatat
di Basecamp. Akan menjadi panjang masalahnya kalau terjadi apa-apa
dengan kelompokmu. Lapor ke Basecamp setidaknya akan membuat Ranger bisa
menghitung pengunjung yang naik maupun yang turun gunung, sehingga
memudahkan koordinasi dengan pihak terkait.
6. Ikuti Jalur Resmi Pendakian
Jalur menuju Puncak Kentheng Songo, Merbabu
Banyak jalan menuju puncak. Di sepanjang jalur, biasanya ada juga
jalur crossing yang langsung menanjak, ataupun jalan pintas. Jangan
sesumbar, dan ikutilah terus jalur resmi. Selain terdapat banyak
petunjuk jalan, jalur resmi merupakan jalur lalu lintas utama para
pendaki, sehingga apabila terjadi sesuatu pada kelompokmu akan dengan
cepat diketahui.
7. Apapun Yang Terjadi, Jangan Terpisah Dari Rombongan, dan Jangan Meninggalkan Teman Sendirian
Rombongan dalam mendaki gunung biasanya secara alamiah akan terpisah.
Yang jalannya pelan akan di belakang, sedangkan yang tenaga kuda akan
selalu di depan.
Apalagi akan selalu ada teman yang keluar “ego” nya, dan ada juga
teman yang sok bilang “kalian duluan aja nanti gue nyusul”. Big No.
Jangan pernah terpisah dari rombongan, apalagi terpisah seorang diri.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Di Gunung biasanya
susah sinyal, dan apabila teman kita tersesat sendirian, biasanya dia
akan mudah panik dan akan berakibat fatal.
Bersama selalu lebih baik daripada sendiri. Setuju gaes?
8. Jangan Melawan Alam
Jembatan setan, Merbabu via Thekelan
Cuaca di gunung tidak bisa diprediksi. Cuaca panas bisa berubah
sekejap menjadi berkabut tebal bahkan badai di siang hari. Alam tidak
untuk ditaklukkan men, lebih baik cari aman saja. Apabila jalur
pendakian tertutup kabut tebal dengan jarak pandang yang semakin pendek,
lebih baik berhenti saja karena senter juga tidak akan membantu.
Jalur pendakian yang biasanya terdapat jurang di sisinya, akan sangat berbahaya apbila jarak pandang kita pendek.
9. Hilangkan Nafsu Menaklukkan Puncak
Puncak adalah bonus. Kebersamaan, perjalanan, dan renunganlah yang
utama ketika kita naik gunung. Jangan sampai nafsu memburu puncak
membuatmu meninggalkan teman-temanmu.
Apalah artinya sampai puncak kalau sendirian? Sukses itu berjamaah bro, setuju?
10. Terus Berkomunikasi Dengan Basecamp
Terus berkomunikasi dengan basecamp. Syukur-syukur kalau ada sinyal.
Kalau tidak, kamu bisa membawa atau menyewa Handie Talkie yang bisa
berhubungan terus dengan basecamp.
Mendaki gunung adalah hak semua orang, namun Gunung juga punya hak
untuk tetap lestari. Banyaknya orang yang naik gunung tidak akan menjadi
masalah apabila kita menjaga kebersihan, tidak merusak alam, dan
berkontribusi pada masyarakat sekitar kawasan.
Punya tips lain dari pengalaman ataupun dari info lainnya? Yuk share di kolom komentar!
Selamat mendaki, #bawapulangsampahmu karena #gunungbukantempatsampah
#IniJejakku
Tambahan
11. Gunakan GPS di Smartphone Dan Charger Tenaga Matahari
Kamu bisa manfaatkan GPS di handphone dengan menggunakan aplikasi
GARMIN (Symbian) atau NAVITEL (Android) untuk TRACKING jalur biar tidak
tersesat. Kamu jug bisa menggunakan solar cell charger agar handphonemu
tetap bisa menyala walaupun sudah digunakan dalam waktu lama.