Foto prewedding telah membantu membentuk fotografi secara umumnya di
Indonesia. Sejak munculnya kamera digital SLR, dan bersamaan dengan
boomingnya foto prewedding di Asia, banyak fotografer dituntut untuk
menekuni teknik fotografi prewedding dan menyajikannya kepada klien
wedding mereka.
Prewedding di Indonesia adalah industri yang sangat penuh dengan
peluang. Klien jama sekarang malah rela membayar lebih mahal lagi untuk
sebuah pemotretan prewedding dibanding dengan liputan hari wedding nya
sendiri. Perusahaan fotografi terkenal seperti Axioo,
yang didirikan oleh David Soong, telah membuktikan bahwa klien rela
membayar lebih dari Rp. 100 juta untuk pemotretan prewedding saja.
Klien2 wedding mereka ingin mengabadikan foto prewedding mereka baik di
dalam negeri dan sampai ke kota2 terkenal dunia lainnya seperti Paris
dan Melbourne.
Inti dari prewedding adalah agar klien anda dapat memiliki foto yang
merekap cinta mereka sebelum memasuki jenjang perkawinan. Biasanya,
seorang wanita dan pria akan terlihat paling cantik dan ganteng sebelum
pernikahan mereka. Setelah married, mereka akan lebih fokus untuk
membangun sebuah keluarga, dan tidak terlalu peduli dengan penampilan.
Foto2 prewedding juga sering digunakan untuk menghiasi repsepsi
pernikahan mereka, dan juga digunakan untuk mengumumkan (save -the-date)
pernikahan mereka yang akan segera dirayakan.
Fenomena ini mendorong fotografer Indonesia untuk tekun mendalami
seni fotografi ini. Berikut adalah beberapa tips yang dapat anda gunakan
dalam sesi pemotretan prewedding anda berikutnya, agar foto prewedding
anda akan lebih wow!
Ekspresi
Menurut saya, hal yang paling penting
dalam fotografi prewedding adalah menangkap ekspresi pasangan yang anda
foto. Untuk mendapatkan ekspresi yang ideal, seorang fotografer harus
mampu menjiwai klien nya, dan membuat mereka merasa nyaman dipotret oleh
kita. Pendekatan harus dilakukan mulai sejak pertemuan pertama dengan
klien. Dengan bersikap ramah, dan mendengarkan secara seksama apa yang
mereka inginkan, adalah cara yang paling cepat untuk mendapatkan hati
mereka.
Jika waktu mengizinkan, bertemulah sekali lagi sebelum photosession,
agar dapat mengenal lebih dalam lagi karakter dari klien anda. Gunakan
waktu ini juga untuk berkonsultasi dengan mereka, dan menyamakan
ekspektasi anda dan mereka. Bicarakan mengenai konsep, pakaian, dan
jelaskan cara anda bekerja secara sekilas.
Pada saat pemotretan, siapkan beberapa lelucon yang bisa membuat
klien anda tertawa, dan bersiap2lah untuk meng-candid mereka. Lakukanlah
ini jika memang ingin mendapatkan sebuah gambar yang ‘fun’ dan tidak
terlalu formal. Kalau kehabisan lelucon? Ajaklah klien anda untuk
berinteraksi satu dengan yang lainnya, siapa tahu sang klien punya
lelucon yang lebih ampuh lagi untuk memperindah suasana.
Lokasi
Untuk pemilihan lokasi tempat pemotretan,
biasanya klien akan punya beberapa pilihan yang mereka inginkan. Sang
fotografer juga tentunya harus memberi saran beberapa tempat yang bagus
untuk sesi pemotretan tersebut. Jangan lupa untuk memilih lokasi yang
sesuai dengan tema pemotretan anda. Evermore Photography
selalu memilih sebuah lokasi yang tidak terlalu ramai, terutama pada
saat2 awal pemotretan, agar lebih mudah untuk menjalin komunikasi yang
baik dengan klien, dan menghindari kegugupan dari mereka karena ditonton
oleh orang2 sekitarnya.
Waktu
Sang fotografer sebaiknya menjadwalkan sesi pemotretan pada sekitar matahari terbit ataupun terbenam. Kelvin Koh dari LightedPixels Photography
di Singapura, selalu mengatur jadwal pemotretan tepat sebelum matahari
terbit, dan sebelum matahari terbenam. Dia akan pastikan untuk memulai
sesi pemotretan pada jadwal tersebut, agar mendapatkan cahaya yang
hangat dari matahari dan juga menghindari keramaian.
Pemotretan di
sebuah lokasi yang terkenal dan diserbu oleh turis2 akan sepi pada pagi
buta, bukan?Dengan memotret pada pagi dan sore hari, matahari berada
lebih dekat dengan garis horizon. Ini akan menciptakan lighting natural
dari matahari yang lebih soft, dan juga lebih ‘warm’ atau hangat.
Lighting soft ini akan memudahkan untuk mencapai exposure yang tepat
untuk background dan model.
Mood dari klien juga kadangkala buyar jika
kepanasan, dan ini bisa dihindari pada saat sunset atau sunrise. Pada
siang hari, matahari akan berada tepat di atas kita, dan ini akan
menghasilkan shadow atau bayangan2 di bawah kantong mata sang model dan
mengurangi kecantikannya. Jika anda tidak punya pilihan selain memotret
di siang hari, usahakan memilih tempat yang rindang, agar dapat
berlindung dari matahari.
Pose
Pilihlah pose yang sesuai dengan konsep dan
tema pemotretan anda. Pose adalah unsur yang sangat berdampat dalam
bercerita dengan menggunakan sebuah foto. Pose yang anggun dan formal
tentunya cocok digunakan pada tema yang elegan, sedangkan pose yang fun
dan lompat2an baiknya digunakan pada tema yang lebih casual atau
relaxed. Perhatikan tangan klien anda, dan pastikan tangan mereka agar
tidak kaku, dan selalu menyentuh tubuh dari partner mereka. Rangkulan
yang romantis dan sentuhan tangan di pelipis adalah gerakan yang sangat
kecil, namun berdampak luar biasa pada sebuah foto.
Aktifitas
Masalah yang sering ditemui oleh
seorang fotografer adalah kehabisan pose. Nah, di saat2 seperti ini,
instruksikan klien anda untuk melalukan sebuah aktifitas. Contohnya,
sarankan klien anda untuk berjalan berdua ke suatu arah sambil
berbincang2. Anda tentunya harus siap membidik secara candid dari
kejauhan. Ataupun, bawalah sebuah properti yang bisa dipakai untuk
berdua, seperti bermain dengan scooter berikut ini.
Extra tip! Gunakanlah ekstra elemen yang ada di sekitar anda.
Mungkin ada ponakan yang ikut pada saat pemotretan? Atau orang yang lagi
lewat di pemotretan? Libatkan mereka dalam gambar anda!
Demikian 5 tips mujarab yang anda bisa praktekkan pada sesi
pemotretan prewedding berikut anda. Semoga anda sukses untuk mendapatkan
ekspresi klien anda, dan anda dapat menggambarkan cinta dari kedua
pasangan anda. Apakah anda punya tips lain yang bisa membantu rekan2
fotografer dalam prewedding? Silahkan berkomentar di bawah ini!